Assalamualaikum para blogger semuanya.., insya Allah semuanya masih semangat ya untuk menyambut akhir tahun ini, karena apa memang tidak terasa sudah memasuki tanggal 22 Desember 2023 yang sudah dipenghujung tahun. Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan untuk merayakan hari ibu, walaupun sebenarnya upaya kita berbakti dan sayang pada ibu kita tak hanya pada tanggal 22 Desember saja tapi setiap hari kita lakukan kebaikan untuk ibu kita. Walaupun mamaku sudah tak bersama denganku lagi, tapi insya Allah doanya terus mengalir hingga saat ini. Tepatnya pada tanggal 26 Juli 2019 mamaku mengahadap sang Khalik dikarenakan serangan jantung pada saat itu. Dan pada momen hari ibu ini, aku ingin sedikit mengulas bagaimana sosok ibu atau mami bagi hidupku.
Kenapa segalanya berubah saat ibu tiada? Pertanyaan ini sering muncul dalam pikiranku, aku selalu berpikir bahwa hal ini akan pernah menimpaku, aku akan selalu memiliki mami disisiku. Walaupun jujur aku sering berantem hal sepele dengan mami, tapi momen itulah yang aku rindukan. Sosok mami dalam hidupku adalah segalanya. Aku bisa seperti saat ini, bisa membaca, menulis, berhitung dan berpikir itu semua adalah didikan dari mami. Ibuku atau biasa aku sebut mami adalah seorang guru Sekolah Dasar dibidang guru agama Islam dengan segala jadwal mengajar yang padat tapi mami enggak pernah melalaikan tugasnya sebagai seorang ibu yang memiliki 3 orang anak. Kedua kakakku sudah dewasa saat itu mereka berdua melanjutkan kuliah di Bandung. Sedangkan aku masih kecil kala itu usia 6tahun masih sering nempel dengan mami walaupun aku sudah masuk kelas 1 SD kala itu.
Namun memang mamiku adalah guru yang paling sibuk, kadang disela mengajar harus melakukan Penataran dan seminar dadakan yang diutus sebagai perwakilan dari sekolah. Kadang aku juga kasihan melihat mami yang pulang sekolah harus berkutat dengan laporan kegiatan siswa, ujian harian, UTS dan yang paling merepotkan adalah saat kenaikan kelas, dimana mamiku dituntut untuk mengisi raport anak-anak yang sangat banyak dalam 1 kelas. Tapi itulah mamiku dengan segala kekuatan yang tersisa tetap begadang untuk menyelesaikan semua laporan hasil belajar anak muridnya. Jika aku yang menjadi guru, mungkin aku akan menyerah sebelum berperang, karena memang banyak sekali yang harus di nilai, setelah ujian hasil keluar, dihitung dengan nilai keseharian belajar, ditambahkan nilai praktek , lalu dijumlahkan dan bla..bla..bla.., sampai keluar hasil rata-rata nilai. Itulah perjuangan seorang guru tak hanya menyebarkan ilmu dan menyampaikan pada murid tapi dituntut untuk bisa menilai karakter, menilai hasil ujian, terakhir mengisi raport.
Kadang harus menghadapi anak-anak yang sulit diatur, kenakalan anak-anak dalam kelas, dan bla..bla..bla, makanya aku suka gemes sama anak yang menyalahkan gurunya, padahal dia yang berulah, tapi playing victim yang seolah dia teraniaya ya kalo liat banyak drama di sekolah guru dilaporin siswanya perkara membentak atau menegur. Padahal niat guru adalah memberikan contoh yang benar biar si anak tidak salah dalam bersikap maka dari itulah di tegur, tapi selalu aja menyalahkan guru. Yaahh..itu sekelumit drama yang pernah terjadi di real life ya manteman..,ya lupakan lah. Jadi peran mami dalam hidup aku adalah sebagai contoh Budi pekerti etika dan moral dalam berkehidupan. Mamiku mengajarkan untuk selalu membantu yang kesusahan dan selalu mengedepankan etika baik bersikap dan bertutur kata. Mamiku selalu mencontohkan padaku untuk senantiasa berbagi dengan sesama kala diberikan rezeki berlebih oleh Allah SWT. Mamiku selalu memberiku contoh kala itu kami sepulang sekolah selalu menggunakan alat transportasi tenaga manusia alias Becak, mamiku hobi banget naik becak, mau kemanapun naik becak. Sampai kami punya banyak langganan tukang becak depan sekolah. Karena becak yang kami tumpangi selalu ingin dinaiki lagi, setiap tukang becak langganan kami selalu ketika mami berhenti disalah satu minimarket untuk membeli kebutuhan mingguan, mamiku menyempatkan untuk membungkus sembako untuk mamang becak yang kami tumpangi. Aku selalu bertanya pada mamiku, mami kenapa harus bikin 2 bungkus? Mamiku menjelaskan 1 bungkus ini untuk diberikan pada mamang becak diluar, nanti kita bakal diganti sama Allah SWT pahala yang banyak, dari situlah jadi kebiasaan untuk selalu memberi dan membantu sesama. Semua yang diajarkan mamiku dulu ternyata menuai kebaikan saat ini. Maka mami untuk aku adalah segalanya. Saat mami tiada bagaikan bumi yang runtuh, aku bingung akan berpegangan pada siapa lagi. Aku enggak pernah menyangka bahwa hal ini akan aku alami juga. Saat itu tangis tak henti kala mengingat semua momen bersama. Jujur mamiku pergi disamping aku, kala itu aku tidur disamping mamiku, dengan maksud memudahkan mamiku untuk meminta apapun padaku. Namun disaat yang sama mamiku pun menghembuskan nafas terakhir disampingku tanpa mengucapkan pesan apapun. Sedih sudah pasti ingin menyangkal bahwa ini semua mimpi, namun ini begitu nyata, akhirnya memanggil dokter salah satu klinik dekat rumah untuk memastikan benarkah mami telah tiada? Dokter mendiagnosa bawasannya mamiku tiada sekitar 2 jam yang lalu, sedangakan memanggil dokter sekitar jam stngh 5 pada hari Jumat pagi mamiku segera dimandikan, disolatkan dan dikebumikan pada pukul setengah 1 siang setelah solat Jumat selesai, mamiku pun dikuburkan semua proses terasa cepat. Hal yang paling berkesan adalah mamiku dengan tenang tidak merasakan sakit lagi. Hikmah yang bisa diambil adalah belajar berdamai dengan takdir yang sudah Allah SWT takdirkan untuk kita, dan semoga mami bahagia sisanya Aamiin yra 🤲😊
Komentar
Posting Komentar